Selasa, 30 Desember 2014


Secara umum, Berdasarkan penyebab pembentukannya Hipertensi terbagi menjadi 2 Golongan yaitu:
1.       Hipertensi Primer
Penyebab tidak diketahui namun, banyak faktor yang mempengaruhi seperti Genetikal, Lingkungan, Hiperaktifitas, Susunan saraf Simpatik, Sistem Reninangiotensin, Efek dari ekskresi Na, Obesitas merokok dan stres. Hingga saat ini , penyebab spesifik hipertensi primer belum diketahui.
2.       Hipertensi Sekunder
Disebabkan adanya penyakit lain, misalnya pada gangguan ginjal, penyempitan pembuluh darah terutama Ginjal, tumor tertentu, atau gangguan hormon. Gangguan tersebut mangakibatkan gangguan aliran darah sehingga jantung harus bekerja lebih keras sehingga tekanan darah meningkan. Hingga kini, Jumlah penderita hipertensi sekunder mencapai lebih dari 90 persen dari seluruh penderita hipertensi.
Jadi secara umum, seseorang dikatakanhipertens bila memiliki tekanan darah 140/90 mmHg. Untuk diagnosis hipertensi, tekanan darah ditentukan berdasarkan rata-rata dari 2 kali pemeriksaan atau lebih pada waktu yang berbeda dan pengukuran dilakukan pada posisi duduk.

20.31 Unknown


Secara umum, Berdasarkan penyebab pembentukannya Hipertensi terbagi menjadi 2 Golongan yaitu:
1.       Hipertensi Primer
Penyebab tidak diketahui namun, banyak faktor yang mempengaruhi seperti Genetikal, Lingkungan, Hiperaktifitas, Susunan saraf Simpatik, Sistem Reninangiotensin, Efek dari ekskresi Na, Obesitas merokok dan stres. Hingga saat ini , penyebab spesifik hipertensi primer belum diketahui.
2.       Hipertensi Sekunder
Disebabkan adanya penyakit lain, misalnya pada gangguan ginjal, penyempitan pembuluh darah terutama Ginjal, tumor tertentu, atau gangguan hormon. Gangguan tersebut mangakibatkan gangguan aliran darah sehingga jantung harus bekerja lebih keras sehingga tekanan darah meningkan. Hingga kini, Jumlah penderita hipertensi sekunder mencapai lebih dari 90 persen dari seluruh penderita hipertensi.
Jadi secara umum, seseorang dikatakanhipertens bila memiliki tekanan darah 140/90 mmHg. Untuk diagnosis hipertensi, tekanan darah ditentukan berdasarkan rata-rata dari 2 kali pemeriksaan atau lebih pada waktu yang berbeda dan pengukuran dilakukan pada posisi duduk.

Tekanan Darah

Menurut ilmu kedokteran, tekanan darah tinggi adalah kondisi medis tekanan darah seseorah yang meningkat secara kronis. Anda disebut sebagai penderita hipertensi atau darah tinggi jika tekanan darah dalam arteri meningkat secara kronik. Jika tekanan darah anda kurang dari 120/80 mmHg maka anda dalam kondiri “normal”,Hipertensi biasanya terjadi pada seseorang dengan tekanan darah 140/90 mmHg keatas., diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu. Tekanan darah seseorang sangat bervariasi. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah disbanding usia dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana tekanan darah akan lebih tinggi ketika seseorang melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, palng tinggi diwaktu pagi hari dan paling rendah pada saat malam hari. Secara umum, seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg. Sistolik adalah tekanan darahpada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung mengerut). Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong). Seseorang yang mengalami gangguan penyakit gula (diabetes mellitus) atau penyakit ginjal pada umumnya menunjukkan bahwa tekanan darah menjadi naik juga menjadi diatas 130/80 mmHg. Tekanan darah tersebut dianggap sebagai faktor risiko dan perlu dilakukan perwatan untuk mencegah hipertensi yang lebih parah. Meningkatnya tekanan darah atau hipertensi di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara. Cara pertama adalah ketika jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Arteri besar kehilangan kelenturan dan menjadi kaku sehingga tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui pembuluh darah arteri tersebut. Dengan demikian maka pada setiap denyut jantung, darah dipaksa melalui pembuluh yang lebih sempit dibanding biasanya dann menyebabkan naiknya tekanan. Kondisi itulah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arteri telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis.. dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat ketika terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengerut karena perangsangan saraf atau hormon didalam darah. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal tersebut terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air didalam tubuh. Volume darah dalam tubuh akan meningkat sehingga tekanan darah juga ikut meningkat. Begitu juga sebaliknya, tekanan darah rendah disebabkan oleh aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran. Sedangkan penurunan tekanan darah dapat terjadi jika : 1. Aktivitas memompa jantung berkurang. 2. Arteri mengalami pelebaran. 3. Banyak cairan yang keluar dari sirkulasi. Hipertensi yang alami merupakan hasil dari beberapa reaksi kimia. Mekanisme terjadi hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). Zat tersebut memegang peran penting dalam mengatur tekanan darah. Zat tersebut memegang peran penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormone, rennin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan pokok untuk menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatan sekresi hormon antidiuretik ( ADH ) dan rasa haus. ADH kemudian bekerja pada ginjal untuk mengatur pengeluaran air kencing. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urine yang dikeluarkan ke luar tubuh (antidiuresis) sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari adrenal. Aldosteron merupakan hormone steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl ( garam ) dengan cara mereabsorbsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ektraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
20.27 Unknown

Tekanan Darah

Menurut ilmu kedokteran, tekanan darah tinggi adalah kondisi medis tekanan darah seseorah yang meningkat secara kronis. Anda disebut sebagai penderita hipertensi atau darah tinggi jika tekanan darah dalam arteri meningkat secara kronik. Jika tekanan darah anda kurang dari 120/80 mmHg maka anda dalam kondiri “normal”,Hipertensi biasanya terjadi pada seseorang dengan tekanan darah 140/90 mmHg keatas., diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu. Tekanan darah seseorang sangat bervariasi. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah disbanding usia dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana tekanan darah akan lebih tinggi ketika seseorang melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, palng tinggi diwaktu pagi hari dan paling rendah pada saat malam hari. Secara umum, seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg. Sistolik adalah tekanan darahpada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung mengerut). Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong). Seseorang yang mengalami gangguan penyakit gula (diabetes mellitus) atau penyakit ginjal pada umumnya menunjukkan bahwa tekanan darah menjadi naik juga menjadi diatas 130/80 mmHg. Tekanan darah tersebut dianggap sebagai faktor risiko dan perlu dilakukan perwatan untuk mencegah hipertensi yang lebih parah. Meningkatnya tekanan darah atau hipertensi di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara. Cara pertama adalah ketika jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Arteri besar kehilangan kelenturan dan menjadi kaku sehingga tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui pembuluh darah arteri tersebut. Dengan demikian maka pada setiap denyut jantung, darah dipaksa melalui pembuluh yang lebih sempit dibanding biasanya dann menyebabkan naiknya tekanan. Kondisi itulah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arteri telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis.. dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat ketika terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengerut karena perangsangan saraf atau hormon didalam darah. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal tersebut terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air didalam tubuh. Volume darah dalam tubuh akan meningkat sehingga tekanan darah juga ikut meningkat. Begitu juga sebaliknya, tekanan darah rendah disebabkan oleh aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran. Sedangkan penurunan tekanan darah dapat terjadi jika : 1. Aktivitas memompa jantung berkurang. 2. Arteri mengalami pelebaran. 3. Banyak cairan yang keluar dari sirkulasi. Hipertensi yang alami merupakan hasil dari beberapa reaksi kimia. Mekanisme terjadi hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). Zat tersebut memegang peran penting dalam mengatur tekanan darah. Zat tersebut memegang peran penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormone, rennin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan pokok untuk menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatan sekresi hormon antidiuretik ( ADH ) dan rasa haus. ADH kemudian bekerja pada ginjal untuk mengatur pengeluaran air kencing. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urine yang dikeluarkan ke luar tubuh (antidiuresis) sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari adrenal. Aldosteron merupakan hormone steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl ( garam ) dengan cara mereabsorbsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ektraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.