Senin, 05 Januari 2015


Anda dapat mencegah hipertensi dengan cara menghindari faktor-faktor pemicunya. Faktor-faktor pemicu hipertensi terbagi menjadi dua, yaitu faktor-faktor yang dapat dikontrol seperti kegemukan, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam; faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur. Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup.

Cara terbaik untuk menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan mengadopsi pola hidup sehat seperti aktif berolahraga; mengatur diet atau pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol, dan lemak jenuh; meningkatkan konsumsi buah dan sayuran; serta tidak mengkonsumsi alkohol atau merokok. Pada umumnya, pencegahan penyakit ini dilakukan dengan langkah pencegahan terhadap faktor-faktor resiko pemicu munculnya penyakit.

Berbagai faktor seperti bertambahnya umur, stres psikologis, hereditas (keturunan) diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer. Anda bisa mencegah bakat hipertensi yang sudah ada supaya tidak muncul. Yang dapat Anda lakukan adalah menghindari faktor pemicu dan mengubah pola hidup. Bila memang tekanan darah Anda terlanjur tinggi maka konsumsilah obat penurun tekanan darah tinggi secara rutin dari dokter. Usaha-usaha pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan mencegah faktor pemicunya dan perubahan kondisi.

MENGATASI OBESITAS

Anda dapat mengatasi obesitas dengan diet rendah kolesterol, namun kaya akan serat dan protein. Dianjurkan pula minum suplemen potasium dan kalsium, serta mengonsumsi minyak ikan yang kaya asam lemak omega 3. Sebelum memutuskan untuk melakukan diet, lakukan konsultasi cara diet yang tepat dengan dokter atau ahli gizi.

MENGURANGI ASUPAN GARAM

Anda harus memperhatikan pola makan penderita hipertensi. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilakukan maka akan jauh lebih baik jika dilakukan secara bertahap dan tidak digunakan sebagai pengobatan tunggal. Banyak orang mengonsumsi garam melebihi jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh. Pada umumnya, garam terdapat pada makanan yang diproses atau diawetkan. Jumlah garam yang berlebih dapat mempengaruhi tekanan darah. Jika Anda mengidap tekanan darah tinggi, jumlah garam yang Anda konsumsi dapat mengganggu usaha pengontrolan tekanan darah Anda. Konsumsilah makanan segar yang tidak mengandung garam atau kurangi konsumsi makanan yang diawetkan. Dianjurkan minum kurang dari dua gelas sehari.

Pola makanan sehari-hari bagi penderita hipertensi adalah dengan selalu menggunakan garam beriodium dengan jumlah tidah lebih dari 1 sendok per hari. Konsumsi makanan dengan kadar kalium 95 gram dapat memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Konsumsi kadar kalsium juga harus dipantau untuk mencegah atau mengobati hipertensi. Mengonsumsi 2-3 gelas susu skim (40 mg/hari), atau 115 gram keju rendah natrium dapat memenuhi kebutuhan kalsium.

MENGHINDARI STRESS

Ciptakan suasana yang nyaman dan menenangkan bagi pasien penderita hipertensi. Perkenalkan berbagai metode relaksasi seperti yoga atau meditasi yang dapat mengontrol sistem saraf yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah.

MEMPERBAIKI GAYA HIDUP YANG KURANG SEHAT

Pasien penderita hipertensi disarankan untuk melakukan olahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit, 3-4 kali seminggu. Selain olahraga, penderita hipertensi dianjurkan untuk menghentikan kebiasaan merokok dan mengurangi konsumsi minuman beralkohol yang dapat meningkatkan tekanan darah. Selain itu, alkohol dapat mengurangi daya guna obat tekanan darah tinggi.

MENGONTROL TEKANAN DARAH

Hipertensi perlu dideteksi lebih dini, yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara rutin dan berkala. Biasanya dokter akan mengecek dua kali atau lebih sebelum menentukan apakah Anda terkenan tekanan darah tinggi atau tidak. Jika hasil pemeriksaan tekanan darah Anda menunjukkan angka 140/90 mmHg atau lebih maka Anda akan didiagnosa sebagai penderita hipertensi (tekanan darah tinggi). Untuk yang memiliki tekanan darah normal juga harus tetap menjaga pola makan, menjalankan pola hidup sehat, dan rutinmengontrol tekanan darah karena ada banyak kasus dimana orang dengan tekanan darah normal dapat terserang hipertensi di usia sekitar 50 tahun.

MENGATUR POLA MAKAN (DIET SEHAT)

Diet sehat sangat penting dilakukan dalam usaha mengontrol tekanan darah dan mengurangi resiko penyakit jantung. Tidak ada peraturan yang terlalu ketat.Makanan yang sehat dimulai dan diakhiri dengan keseimbangan dan keragaman. Menghindari makanan dengan kadar garam tinggi dan tidak mengonsumsi alkohol adalah termasuk cara diet yang sehat. Anda harus mengurangi konsumsi natrium/sodium yang sumber utamanya adalah natrium klorida (garam dapur), penyebab rasa berupa monosodium glutamat (MSG), dan Sodium karbonat. Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah tidak lebih dari 6 gram per hari atau setara dengan satu sendok teh.

MENGONTROL BERAT BADAN

Penting bagi Anda untuk mengontrol berat badan sebagai langkah penting untuk mengurangi resiko terkena darah tinggi. Berat badan yang berlebih akan membebani kerja jantung. Jika Anda sudah mengidap tekanan darah tinggi, menurunkan berat badan dapat mengontrol tingkat tekanan darah, bahkan ada kemungkinan perawatan dengan obat  tidak lagi diperlukan. Cara terbaik untuk mengontrol berat badan adalah dengan mengurangi makanan yang mengandung lemak dan melakukan olahraga secara teratur. Usahakan untuk selalu menggunakan resep makanan sehat dalam mengatur pola konsumsi Anda sehari-hari. Caranya cukup mudah, intinya jauhi makanan berlemak atau makanan awetan karena tinggi garam.

MENINGKATKAN AKTIVITAS FISIK

Olahraga atau latihan jasmani secara teratur, terbukti dapat menurunkan tekanan darah tingkat normal dan menurunkan resiko serangan hipertensi 50 persen lebih besar dibanding orang yang tidak aktrif melakukan olahraga. Satu sesi olahraga rata-rata menurunkan tekanan darah 5-7 mmHg. Pengaruh penurunan tekanan darah ini dapat berlangsung sampai sekitar 20 jam setelah berolahraga.

Aktivitas fisik berupa latihan jasmani secara teratur merupakan intervensi pertama untuk pencegahan dan pengobatan hipertensi. Berbagai penelitian tentang bmanfaat olahraga untuk mengendalikan berbagai penyakit degeneratif (tidak dapat disembuhkan) dan tidak menular, seperti hipertensi, jantung koroner, diabetes, dan sebagainya sudah dilakukan diberbagai negara. Hasilnya, olahraga secara teratur terbukti bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah, mengurangi resiko stroke, serangan jantung, gagal ginjal dan penyakit pembuluh darah lainnya. Pengaruh olahraga dalam jangka panjang sekitar 4-6 bulan dapat menurunkan tekanan darah sebesar 7,4/5,8 mmHg tanpa bantuan obat hipertensi.

20.31 Unknown

Anda dapat mencegah hipertensi dengan cara menghindari faktor-faktor pemicunya. Faktor-faktor pemicu hipertensi terbagi menjadi dua, yaitu faktor-faktor yang dapat dikontrol seperti kegemukan, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam; faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur. Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup.

Cara terbaik untuk menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan mengadopsi pola hidup sehat seperti aktif berolahraga; mengatur diet atau pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol, dan lemak jenuh; meningkatkan konsumsi buah dan sayuran; serta tidak mengkonsumsi alkohol atau merokok. Pada umumnya, pencegahan penyakit ini dilakukan dengan langkah pencegahan terhadap faktor-faktor resiko pemicu munculnya penyakit.

Berbagai faktor seperti bertambahnya umur, stres psikologis, hereditas (keturunan) diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer. Anda bisa mencegah bakat hipertensi yang sudah ada supaya tidak muncul. Yang dapat Anda lakukan adalah menghindari faktor pemicu dan mengubah pola hidup. Bila memang tekanan darah Anda terlanjur tinggi maka konsumsilah obat penurun tekanan darah tinggi secara rutin dari dokter. Usaha-usaha pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan mencegah faktor pemicunya dan perubahan kondisi.

MENGATASI OBESITAS

Anda dapat mengatasi obesitas dengan diet rendah kolesterol, namun kaya akan serat dan protein. Dianjurkan pula minum suplemen potasium dan kalsium, serta mengonsumsi minyak ikan yang kaya asam lemak omega 3. Sebelum memutuskan untuk melakukan diet, lakukan konsultasi cara diet yang tepat dengan dokter atau ahli gizi.

MENGURANGI ASUPAN GARAM

Anda harus memperhatikan pola makan penderita hipertensi. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilakukan maka akan jauh lebih baik jika dilakukan secara bertahap dan tidak digunakan sebagai pengobatan tunggal. Banyak orang mengonsumsi garam melebihi jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh. Pada umumnya, garam terdapat pada makanan yang diproses atau diawetkan. Jumlah garam yang berlebih dapat mempengaruhi tekanan darah. Jika Anda mengidap tekanan darah tinggi, jumlah garam yang Anda konsumsi dapat mengganggu usaha pengontrolan tekanan darah Anda. Konsumsilah makanan segar yang tidak mengandung garam atau kurangi konsumsi makanan yang diawetkan. Dianjurkan minum kurang dari dua gelas sehari.

Pola makanan sehari-hari bagi penderita hipertensi adalah dengan selalu menggunakan garam beriodium dengan jumlah tidah lebih dari 1 sendok per hari. Konsumsi makanan dengan kadar kalium 95 gram dapat memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Konsumsi kadar kalsium juga harus dipantau untuk mencegah atau mengobati hipertensi. Mengonsumsi 2-3 gelas susu skim (40 mg/hari), atau 115 gram keju rendah natrium dapat memenuhi kebutuhan kalsium.

MENGHINDARI STRESS

Ciptakan suasana yang nyaman dan menenangkan bagi pasien penderita hipertensi. Perkenalkan berbagai metode relaksasi seperti yoga atau meditasi yang dapat mengontrol sistem saraf yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah.

MEMPERBAIKI GAYA HIDUP YANG KURANG SEHAT

Pasien penderita hipertensi disarankan untuk melakukan olahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit, 3-4 kali seminggu. Selain olahraga, penderita hipertensi dianjurkan untuk menghentikan kebiasaan merokok dan mengurangi konsumsi minuman beralkohol yang dapat meningkatkan tekanan darah. Selain itu, alkohol dapat mengurangi daya guna obat tekanan darah tinggi.

MENGONTROL TEKANAN DARAH

Hipertensi perlu dideteksi lebih dini, yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara rutin dan berkala. Biasanya dokter akan mengecek dua kali atau lebih sebelum menentukan apakah Anda terkenan tekanan darah tinggi atau tidak. Jika hasil pemeriksaan tekanan darah Anda menunjukkan angka 140/90 mmHg atau lebih maka Anda akan didiagnosa sebagai penderita hipertensi (tekanan darah tinggi). Untuk yang memiliki tekanan darah normal juga harus tetap menjaga pola makan, menjalankan pola hidup sehat, dan rutinmengontrol tekanan darah karena ada banyak kasus dimana orang dengan tekanan darah normal dapat terserang hipertensi di usia sekitar 50 tahun.

MENGATUR POLA MAKAN (DIET SEHAT)

Diet sehat sangat penting dilakukan dalam usaha mengontrol tekanan darah dan mengurangi resiko penyakit jantung. Tidak ada peraturan yang terlalu ketat.Makanan yang sehat dimulai dan diakhiri dengan keseimbangan dan keragaman. Menghindari makanan dengan kadar garam tinggi dan tidak mengonsumsi alkohol adalah termasuk cara diet yang sehat. Anda harus mengurangi konsumsi natrium/sodium yang sumber utamanya adalah natrium klorida (garam dapur), penyebab rasa berupa monosodium glutamat (MSG), dan Sodium karbonat. Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah tidak lebih dari 6 gram per hari atau setara dengan satu sendok teh.

MENGONTROL BERAT BADAN

Penting bagi Anda untuk mengontrol berat badan sebagai langkah penting untuk mengurangi resiko terkena darah tinggi. Berat badan yang berlebih akan membebani kerja jantung. Jika Anda sudah mengidap tekanan darah tinggi, menurunkan berat badan dapat mengontrol tingkat tekanan darah, bahkan ada kemungkinan perawatan dengan obat  tidak lagi diperlukan. Cara terbaik untuk mengontrol berat badan adalah dengan mengurangi makanan yang mengandung lemak dan melakukan olahraga secara teratur. Usahakan untuk selalu menggunakan resep makanan sehat dalam mengatur pola konsumsi Anda sehari-hari. Caranya cukup mudah, intinya jauhi makanan berlemak atau makanan awetan karena tinggi garam.

MENINGKATKAN AKTIVITAS FISIK

Olahraga atau latihan jasmani secara teratur, terbukti dapat menurunkan tekanan darah tingkat normal dan menurunkan resiko serangan hipertensi 50 persen lebih besar dibanding orang yang tidak aktrif melakukan olahraga. Satu sesi olahraga rata-rata menurunkan tekanan darah 5-7 mmHg. Pengaruh penurunan tekanan darah ini dapat berlangsung sampai sekitar 20 jam setelah berolahraga.

Aktivitas fisik berupa latihan jasmani secara teratur merupakan intervensi pertama untuk pencegahan dan pengobatan hipertensi. Berbagai penelitian tentang bmanfaat olahraga untuk mengendalikan berbagai penyakit degeneratif (tidak dapat disembuhkan) dan tidak menular, seperti hipertensi, jantung koroner, diabetes, dan sebagainya sudah dilakukan diberbagai negara. Hasilnya, olahraga secara teratur terbukti bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah, mengurangi resiko stroke, serangan jantung, gagal ginjal dan penyakit pembuluh darah lainnya. Pengaruh olahraga dalam jangka panjang sekitar 4-6 bulan dapat menurunkan tekanan darah sebesar 7,4/5,8 mmHg tanpa bantuan obat hipertensi.


Penyebab hipertensi belum diketahui dengan pasti. Hipertensi bisa terjadi karena volume darah yang dipompa jantung meningkat sehingga mengakibatkan bertambahnya volume darah dipembuluh arteri. pada sebagian penderita penyakit ini, peningkatan tekanan darah diakibatkan oleh penyakit ginjal. Pada umumnya, hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Diperkirakan sekitar 90 persen pasien hipertensi termasuk dalam kategori hipertensi primer.

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

  1. Genetika (keturunan)

  2. Obesitas

  3. Stress lingkungan

  4. Jenis Kelamin (gender)

  5. Pertambahan Usia

  6. Asupan garam berlebih

  7. Gaya hidup yang kurang sehat

  8. Obat-obatan

  9. Akibat penyakit lain

Perlu Anda ketahui bahwa selain berbagai penyebab kemunculan hipertensi diatas, faktanya penyebab hipertensi saling berhubungan satu dengan yang lain. Jadi hipertensi tidak hanya disebabkan oleh satu faktor penyebab spesifik, meskipun hal tersebut mungkin saja terjadi. Untuk lebih jelas mengenai penyebab-penyebab hipertensi, aksn dibahas lebih lanjut pada uraian dibawah ini.

GENETIKA (KETURUNAN)

Apabila riwayat hipertensi didapat pada kedua orang tua maka dugaan terjadinya hipertensi primer pada seseorang akan cukup besar. Hal ini terjadi karena pewarisan sifat melalui gen. Pengaruh genetika ini terjadi pula pada anak kembar yang lahir dari satu sel telur. Jika salah satu dari anak kembar tersebut adalah penderita hipertensi maka akan dialami juga oleh anak kembar yang lain. Faktor keturunan dan gaya hidup yang tidak sehat dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Menurut sebagian ahli kesehatan, sebagian besar kasus hipertensi saat ini dipengaruhi  oleh faktor keturunan.

Faktor keturunan memang memiliki peran yang besar terhadap munculnya hipertensi. Hal tersebut terbukti dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak terjadi pada kembar monozigot (berasal dari satu sel telur) dibanding heterozigot (berasal dari sel telur yang berbeda). Jika Anda adalah orang yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) dan tidak melakuksan penanganan atau pengobatan maka ada kemungkinan lingkungan Anda akan menyebabkan hipertensi berkembang dan dalam waktu sekitar 30-an tahun akan mulai muncul tanda-tanda dan gejala hipertensi dengan berbagai komplikasinya.

Dari 10 orang penderita hipertensi, 90 persen diantaranya terjadi karena mereka memiliki bakat atau gen yang membawa munculnya hipertensi. Meski demikian, gen tersebut dapat menjadikan Anda sebagai penderita hipertensi karena ada faktor pemicu eksternal yang lain. Trend yang berkembang saat ini, hipertensi mulai banyak ditemui pada usia muda. Menurut data dari salah satu rumah sakit, sebanyak lima persen dari penderita berusia dibawah 40 tahun.

 

OBESITAS 

 

Obesitas atau kegemukan juga merupakan salah satu faktor resiko timbulnya hipertensi. Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitasnya lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak mengalami obesitas. Jika Anda mengalami obesitas maka produksi hormon-hormon dalam tubuh kurang normal. Walaupun belum diketahui secara pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibanding penderita hipertensi berat badan normal.

 

STRES LINGKUNGAN

Jika Anda dalam keadaan stres maka terjadi respon sel-sel saraf yang mengakibatkan kelainan pengeluaran atau pengangkutan Natrium. Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja ketika Anda beraktivitas) yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Stres yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan menjadi tinggi. Hal tersebut belum terbukti secara pasti, namun pada binatang percobaan yang diberikan stres memicu binatang tersebut menjadi hipertensi.

Sebagaimana Anda ketahui, trend stres muncul dari masyarakat perkotaan. Terjadi kecenderungan bahwa hipertensi labih banyak dialami oleh masyarakat perkotaan dibanding masyarakat pedesaan. Hal tersebut berkaitan dengan gaya hidup masyarakat kota rentan berinteraksi dengan resiko penyakit hipertensi seperti stres dan pola hidup yang kurang sehat.

 

JENIS KELAMIN (GENDER)

Kaum laki-laki didaerah perkotaan lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi dibanding kaum perempuan. Namun bila ditinjau dari segi perbandingan antara perempuan dan laki-laki, secara umum kaum perempuan masih lebih banyak menderita hipertensi dibanding laki-laki. Hipertensi berdasarkan gender ini dapat pula dipengaruhi oleh faktor psikolosi. Wanita seringkali mengadopsi perilaku tidak sehat seperti merokok dan pola makan yang tidak seimbang sehingga menyebabkan kelebihan berat badan; depresi; dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada kaum pria, hipertensi lebih berkaitan erat dengan pekerjaan seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan dan pengangguran.

 

USIA

Dengan semakin bertambahnya usia, kemungkinan seseorang menderita hipertensi juga semakin besar. Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Berbagai penelitian telah menemukan hubungan antara berbagai faktor resiko terhadap timbulnya hipertensi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ternyata prevalensi (angka kejadian) hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis serta pelebaran pembuluh darah adalah faktor penyebab hipertensi padausia tua. Dari berbagai penelitian yang dilakukan di Indonesia menunjukkan penduduk yang berusia diatas 20 tahun sudah memiliki faktor resiko penderita hipertensi.

 

ASUPAN GARAM

Sebagian masyarakat kita sering menghubungkan antara konsumsi garam berlebihan dengan kemungkinan mengidap hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya hiopertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi adalah melalui peningkatan volume plasma atau cairan tubuh dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi (pengeluaran) kelabihan garam sehingga kembali pada kondisi keadaan sistem hemodinamik (pendarahan) yang normal. Pada hipertensi primer (esensial) mekanisme tersebut terganggu, disamping kemungkinan adanya faktor lain yang berpengaruh.

Pada hipertensi esensial, mekanisme tersebut terganggu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan penting terhadap timbulnya hipertensi.Natrium dan Klorida adalah ion utama cairan ekstraseluler. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium didalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya kembali, Cairan Intraseluler harus ditarik keluar sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak pada timbulnya hipertensi.

 

GAYA HIDUP KURANG SEHAT

Walaupun tidak terlalu jelas hubungannya dengan hip0ertensi, namun keniasaan buruk dan gaya hidup yang tidak sehat juga menjadi sebabpeningkatan tekanan darah. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan atau kerusakan pada pembuluh darah turut berperan terhadap munculnya penyakit hipertensi. Faktor-faktor tersebut antara lain merokok, asupan asam lemak jenuh, dan tingginya kolesterol dalam darah. Selain faktor-faktor tersebut, faktor yang lain mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain, alkohol, gangguan mekanisme yang mengatur jumlah cairan tubuh, dan faktor hormon yang mempengaruhi tekanan darah.

 

OBAT-OBATAN

Obat pencegah kehamilan, steroid, dan obat anti infeksi dapat meningkatkan tekanan darah. Beberapa jenis obat dapat menaikkan kadar insulin. Dalam kadar tinggi, Insulin dapat mengakibatkan tekanan darah meningkat. Penggunaan obat-obatan tersebut dalam jangka waktu yang panjang mengakibatakan tekanan darah naik secara permanen yang merupakan ciri khas penderita hipertensi.

 

AKIBAT PENYAKIT LAIN

Jika Andav memiliki penyakit lain, terutama yang berhubungan dengan kardiovaskular maka Anda sangat berpotensi menderita hipertensi sekunder. Penyebabnya sudah cukup jelas, antara lain ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian kontrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah dalam tubuh Anda,

Hipertensi muncul bukan karena satu penyebab secara pasti, namun jika dikaji lebih jauh, tiap-tiap penderita memiliki suatu sebab yang dominan meski bersifat spesifik dan pada tingkat individu. Sedangkan secara umum, hipertensi terjadi sebagai akibat komplikasi berbagai faktor sehingga dari seluruh faktor yang telah disebutkan diatas tidak dapatv ditenrukan secara pasti faktor mana yang lebih dominan terhadap timbulnya hipertensi. Oleh karena itu, pencegahan penyakit hipertensi dengan menjalankan hidup sehat menjadi sangat penting.

20.05 Unknown


Penyebab hipertensi belum diketahui dengan pasti. Hipertensi bisa terjadi karena volume darah yang dipompa jantung meningkat sehingga mengakibatkan bertambahnya volume darah dipembuluh arteri. pada sebagian penderita penyakit ini, peningkatan tekanan darah diakibatkan oleh penyakit ginjal. Pada umumnya, hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Diperkirakan sekitar 90 persen pasien hipertensi termasuk dalam kategori hipertensi primer.

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

  1. Genetika (keturunan)

  2. Obesitas

  3. Stress lingkungan

  4. Jenis Kelamin (gender)

  5. Pertambahan Usia

  6. Asupan garam berlebih

  7. Gaya hidup yang kurang sehat

  8. Obat-obatan

  9. Akibat penyakit lain

Perlu Anda ketahui bahwa selain berbagai penyebab kemunculan hipertensi diatas, faktanya penyebab hipertensi saling berhubungan satu dengan yang lain. Jadi hipertensi tidak hanya disebabkan oleh satu faktor penyebab spesifik, meskipun hal tersebut mungkin saja terjadi. Untuk lebih jelas mengenai penyebab-penyebab hipertensi, aksn dibahas lebih lanjut pada uraian dibawah ini.

GENETIKA (KETURUNAN)

Apabila riwayat hipertensi didapat pada kedua orang tua maka dugaan terjadinya hipertensi primer pada seseorang akan cukup besar. Hal ini terjadi karena pewarisan sifat melalui gen. Pengaruh genetika ini terjadi pula pada anak kembar yang lahir dari satu sel telur. Jika salah satu dari anak kembar tersebut adalah penderita hipertensi maka akan dialami juga oleh anak kembar yang lain. Faktor keturunan dan gaya hidup yang tidak sehat dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Menurut sebagian ahli kesehatan, sebagian besar kasus hipertensi saat ini dipengaruhi  oleh faktor keturunan.

Faktor keturunan memang memiliki peran yang besar terhadap munculnya hipertensi. Hal tersebut terbukti dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak terjadi pada kembar monozigot (berasal dari satu sel telur) dibanding heterozigot (berasal dari sel telur yang berbeda). Jika Anda adalah orang yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) dan tidak melakuksan penanganan atau pengobatan maka ada kemungkinan lingkungan Anda akan menyebabkan hipertensi berkembang dan dalam waktu sekitar 30-an tahun akan mulai muncul tanda-tanda dan gejala hipertensi dengan berbagai komplikasinya.

Dari 10 orang penderita hipertensi, 90 persen diantaranya terjadi karena mereka memiliki bakat atau gen yang membawa munculnya hipertensi. Meski demikian, gen tersebut dapat menjadikan Anda sebagai penderita hipertensi karena ada faktor pemicu eksternal yang lain. Trend yang berkembang saat ini, hipertensi mulai banyak ditemui pada usia muda. Menurut data dari salah satu rumah sakit, sebanyak lima persen dari penderita berusia dibawah 40 tahun.

 

OBESITAS 

 

Obesitas atau kegemukan juga merupakan salah satu faktor resiko timbulnya hipertensi. Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitasnya lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak mengalami obesitas. Jika Anda mengalami obesitas maka produksi hormon-hormon dalam tubuh kurang normal. Walaupun belum diketahui secara pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibanding penderita hipertensi berat badan normal.

 

STRES LINGKUNGAN

Jika Anda dalam keadaan stres maka terjadi respon sel-sel saraf yang mengakibatkan kelainan pengeluaran atau pengangkutan Natrium. Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja ketika Anda beraktivitas) yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Stres yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan menjadi tinggi. Hal tersebut belum terbukti secara pasti, namun pada binatang percobaan yang diberikan stres memicu binatang tersebut menjadi hipertensi.

Sebagaimana Anda ketahui, trend stres muncul dari masyarakat perkotaan. Terjadi kecenderungan bahwa hipertensi labih banyak dialami oleh masyarakat perkotaan dibanding masyarakat pedesaan. Hal tersebut berkaitan dengan gaya hidup masyarakat kota rentan berinteraksi dengan resiko penyakit hipertensi seperti stres dan pola hidup yang kurang sehat.

 

JENIS KELAMIN (GENDER)

Kaum laki-laki didaerah perkotaan lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi dibanding kaum perempuan. Namun bila ditinjau dari segi perbandingan antara perempuan dan laki-laki, secara umum kaum perempuan masih lebih banyak menderita hipertensi dibanding laki-laki. Hipertensi berdasarkan gender ini dapat pula dipengaruhi oleh faktor psikolosi. Wanita seringkali mengadopsi perilaku tidak sehat seperti merokok dan pola makan yang tidak seimbang sehingga menyebabkan kelebihan berat badan; depresi; dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada kaum pria, hipertensi lebih berkaitan erat dengan pekerjaan seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan dan pengangguran.

 

USIA

Dengan semakin bertambahnya usia, kemungkinan seseorang menderita hipertensi juga semakin besar. Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Berbagai penelitian telah menemukan hubungan antara berbagai faktor resiko terhadap timbulnya hipertensi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ternyata prevalensi (angka kejadian) hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis serta pelebaran pembuluh darah adalah faktor penyebab hipertensi padausia tua. Dari berbagai penelitian yang dilakukan di Indonesia menunjukkan penduduk yang berusia diatas 20 tahun sudah memiliki faktor resiko penderita hipertensi.

 

ASUPAN GARAM

Sebagian masyarakat kita sering menghubungkan antara konsumsi garam berlebihan dengan kemungkinan mengidap hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya hiopertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi adalah melalui peningkatan volume plasma atau cairan tubuh dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi (pengeluaran) kelabihan garam sehingga kembali pada kondisi keadaan sistem hemodinamik (pendarahan) yang normal. Pada hipertensi primer (esensial) mekanisme tersebut terganggu, disamping kemungkinan adanya faktor lain yang berpengaruh.

Pada hipertensi esensial, mekanisme tersebut terganggu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan penting terhadap timbulnya hipertensi.Natrium dan Klorida adalah ion utama cairan ekstraseluler. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium didalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya kembali, Cairan Intraseluler harus ditarik keluar sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak pada timbulnya hipertensi.

 

GAYA HIDUP KURANG SEHAT

Walaupun tidak terlalu jelas hubungannya dengan hip0ertensi, namun keniasaan buruk dan gaya hidup yang tidak sehat juga menjadi sebabpeningkatan tekanan darah. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan atau kerusakan pada pembuluh darah turut berperan terhadap munculnya penyakit hipertensi. Faktor-faktor tersebut antara lain merokok, asupan asam lemak jenuh, dan tingginya kolesterol dalam darah. Selain faktor-faktor tersebut, faktor yang lain mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain, alkohol, gangguan mekanisme yang mengatur jumlah cairan tubuh, dan faktor hormon yang mempengaruhi tekanan darah.

 

OBAT-OBATAN

Obat pencegah kehamilan, steroid, dan obat anti infeksi dapat meningkatkan tekanan darah. Beberapa jenis obat dapat menaikkan kadar insulin. Dalam kadar tinggi, Insulin dapat mengakibatkan tekanan darah meningkat. Penggunaan obat-obatan tersebut dalam jangka waktu yang panjang mengakibatakan tekanan darah naik secara permanen yang merupakan ciri khas penderita hipertensi.

 

AKIBAT PENYAKIT LAIN

Jika Andav memiliki penyakit lain, terutama yang berhubungan dengan kardiovaskular maka Anda sangat berpotensi menderita hipertensi sekunder. Penyebabnya sudah cukup jelas, antara lain ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian kontrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah dalam tubuh Anda,

Hipertensi muncul bukan karena satu penyebab secara pasti, namun jika dikaji lebih jauh, tiap-tiap penderita memiliki suatu sebab yang dominan meski bersifat spesifik dan pada tingkat individu. Sedangkan secara umum, hipertensi terjadi sebagai akibat komplikasi berbagai faktor sehingga dari seluruh faktor yang telah disebutkan diatas tidak dapatv ditenrukan secara pasti faktor mana yang lebih dominan terhadap timbulnya hipertensi. Oleh karena itu, pencegahan penyakit hipertensi dengan menjalankan hidup sehat menjadi sangat penting.

Selasa, 30 Desember 2014


Secara umum, Berdasarkan penyebab pembentukannya Hipertensi terbagi menjadi 2 Golongan yaitu:
1.       Hipertensi Primer
Penyebab tidak diketahui namun, banyak faktor yang mempengaruhi seperti Genetikal, Lingkungan, Hiperaktifitas, Susunan saraf Simpatik, Sistem Reninangiotensin, Efek dari ekskresi Na, Obesitas merokok dan stres. Hingga saat ini , penyebab spesifik hipertensi primer belum diketahui.
2.       Hipertensi Sekunder
Disebabkan adanya penyakit lain, misalnya pada gangguan ginjal, penyempitan pembuluh darah terutama Ginjal, tumor tertentu, atau gangguan hormon. Gangguan tersebut mangakibatkan gangguan aliran darah sehingga jantung harus bekerja lebih keras sehingga tekanan darah meningkan. Hingga kini, Jumlah penderita hipertensi sekunder mencapai lebih dari 90 persen dari seluruh penderita hipertensi.
Jadi secara umum, seseorang dikatakanhipertens bila memiliki tekanan darah 140/90 mmHg. Untuk diagnosis hipertensi, tekanan darah ditentukan berdasarkan rata-rata dari 2 kali pemeriksaan atau lebih pada waktu yang berbeda dan pengukuran dilakukan pada posisi duduk.

20.31 Unknown


Secara umum, Berdasarkan penyebab pembentukannya Hipertensi terbagi menjadi 2 Golongan yaitu:
1.       Hipertensi Primer
Penyebab tidak diketahui namun, banyak faktor yang mempengaruhi seperti Genetikal, Lingkungan, Hiperaktifitas, Susunan saraf Simpatik, Sistem Reninangiotensin, Efek dari ekskresi Na, Obesitas merokok dan stres. Hingga saat ini , penyebab spesifik hipertensi primer belum diketahui.
2.       Hipertensi Sekunder
Disebabkan adanya penyakit lain, misalnya pada gangguan ginjal, penyempitan pembuluh darah terutama Ginjal, tumor tertentu, atau gangguan hormon. Gangguan tersebut mangakibatkan gangguan aliran darah sehingga jantung harus bekerja lebih keras sehingga tekanan darah meningkan. Hingga kini, Jumlah penderita hipertensi sekunder mencapai lebih dari 90 persen dari seluruh penderita hipertensi.
Jadi secara umum, seseorang dikatakanhipertens bila memiliki tekanan darah 140/90 mmHg. Untuk diagnosis hipertensi, tekanan darah ditentukan berdasarkan rata-rata dari 2 kali pemeriksaan atau lebih pada waktu yang berbeda dan pengukuran dilakukan pada posisi duduk.

Tekanan Darah

Menurut ilmu kedokteran, tekanan darah tinggi adalah kondisi medis tekanan darah seseorah yang meningkat secara kronis. Anda disebut sebagai penderita hipertensi atau darah tinggi jika tekanan darah dalam arteri meningkat secara kronik. Jika tekanan darah anda kurang dari 120/80 mmHg maka anda dalam kondiri “normal”,Hipertensi biasanya terjadi pada seseorang dengan tekanan darah 140/90 mmHg keatas., diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu. Tekanan darah seseorang sangat bervariasi. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah disbanding usia dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana tekanan darah akan lebih tinggi ketika seseorang melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, palng tinggi diwaktu pagi hari dan paling rendah pada saat malam hari. Secara umum, seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg. Sistolik adalah tekanan darahpada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung mengerut). Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong). Seseorang yang mengalami gangguan penyakit gula (diabetes mellitus) atau penyakit ginjal pada umumnya menunjukkan bahwa tekanan darah menjadi naik juga menjadi diatas 130/80 mmHg. Tekanan darah tersebut dianggap sebagai faktor risiko dan perlu dilakukan perwatan untuk mencegah hipertensi yang lebih parah. Meningkatnya tekanan darah atau hipertensi di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara. Cara pertama adalah ketika jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Arteri besar kehilangan kelenturan dan menjadi kaku sehingga tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui pembuluh darah arteri tersebut. Dengan demikian maka pada setiap denyut jantung, darah dipaksa melalui pembuluh yang lebih sempit dibanding biasanya dann menyebabkan naiknya tekanan. Kondisi itulah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arteri telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis.. dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat ketika terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengerut karena perangsangan saraf atau hormon didalam darah. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal tersebut terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air didalam tubuh. Volume darah dalam tubuh akan meningkat sehingga tekanan darah juga ikut meningkat. Begitu juga sebaliknya, tekanan darah rendah disebabkan oleh aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran. Sedangkan penurunan tekanan darah dapat terjadi jika : 1. Aktivitas memompa jantung berkurang. 2. Arteri mengalami pelebaran. 3. Banyak cairan yang keluar dari sirkulasi. Hipertensi yang alami merupakan hasil dari beberapa reaksi kimia. Mekanisme terjadi hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). Zat tersebut memegang peran penting dalam mengatur tekanan darah. Zat tersebut memegang peran penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormone, rennin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan pokok untuk menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatan sekresi hormon antidiuretik ( ADH ) dan rasa haus. ADH kemudian bekerja pada ginjal untuk mengatur pengeluaran air kencing. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urine yang dikeluarkan ke luar tubuh (antidiuresis) sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari adrenal. Aldosteron merupakan hormone steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl ( garam ) dengan cara mereabsorbsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ektraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
20.27 Unknown

Tekanan Darah

Menurut ilmu kedokteran, tekanan darah tinggi adalah kondisi medis tekanan darah seseorah yang meningkat secara kronis. Anda disebut sebagai penderita hipertensi atau darah tinggi jika tekanan darah dalam arteri meningkat secara kronik. Jika tekanan darah anda kurang dari 120/80 mmHg maka anda dalam kondiri “normal”,Hipertensi biasanya terjadi pada seseorang dengan tekanan darah 140/90 mmHg keatas., diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu. Tekanan darah seseorang sangat bervariasi. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah disbanding usia dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana tekanan darah akan lebih tinggi ketika seseorang melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, palng tinggi diwaktu pagi hari dan paling rendah pada saat malam hari. Secara umum, seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg. Sistolik adalah tekanan darahpada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung mengerut). Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong). Seseorang yang mengalami gangguan penyakit gula (diabetes mellitus) atau penyakit ginjal pada umumnya menunjukkan bahwa tekanan darah menjadi naik juga menjadi diatas 130/80 mmHg. Tekanan darah tersebut dianggap sebagai faktor risiko dan perlu dilakukan perwatan untuk mencegah hipertensi yang lebih parah. Meningkatnya tekanan darah atau hipertensi di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara. Cara pertama adalah ketika jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Arteri besar kehilangan kelenturan dan menjadi kaku sehingga tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui pembuluh darah arteri tersebut. Dengan demikian maka pada setiap denyut jantung, darah dipaksa melalui pembuluh yang lebih sempit dibanding biasanya dann menyebabkan naiknya tekanan. Kondisi itulah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arteri telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis.. dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat ketika terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengerut karena perangsangan saraf atau hormon didalam darah. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal tersebut terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air didalam tubuh. Volume darah dalam tubuh akan meningkat sehingga tekanan darah juga ikut meningkat. Begitu juga sebaliknya, tekanan darah rendah disebabkan oleh aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran. Sedangkan penurunan tekanan darah dapat terjadi jika : 1. Aktivitas memompa jantung berkurang. 2. Arteri mengalami pelebaran. 3. Banyak cairan yang keluar dari sirkulasi. Hipertensi yang alami merupakan hasil dari beberapa reaksi kimia. Mekanisme terjadi hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). Zat tersebut memegang peran penting dalam mengatur tekanan darah. Zat tersebut memegang peran penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormone, rennin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan pokok untuk menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatan sekresi hormon antidiuretik ( ADH ) dan rasa haus. ADH kemudian bekerja pada ginjal untuk mengatur pengeluaran air kencing. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urine yang dikeluarkan ke luar tubuh (antidiuresis) sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari adrenal. Aldosteron merupakan hormone steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl ( garam ) dengan cara mereabsorbsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ektraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.